Powered By Blogger

Rabu, 23 November 2011

ANALISIS MATERI AJAR KIMIA DI PERGURUAN TINGGI JURUSAN ANALIS KESEHATAN POLTEKES MEDAN

PENDAHULUAN
            Ilmu kimia merupakan salah satu bagian dari IPA yang seyogyianya harus dimengerti oleh semua orang. Hampir seluruh yang ada di bumi ini merupakan zat kimia dan tidak satupun proses perubahannya yang tidak terkait dengan ilmu kimia. Lingkupan keilmuan kimia juga mencakup beberapa bidang yaitu MIPA, kesehatan dan lingkungan, Keteknikan, Pertanian dll. Oleh karena itu, dalam pemahaman yang lebih mendalam dan aplikatif tentang ilmu kimia, sangat membantu para para pekerja-pekerja laboratorium khususnya laboratorium analisa dalam meningkatkan kinerjanya. Mahasiswa program studi analisis kesehatan selain mendalami ilmu tentang biologi, fisika dan lainnya harus juga banyak mempelajari kimia karena mata kuliah kimia sangat erat kaitannya dengan analis kesehatan.  Ada tiga kompetensi utama yang diajarkan dalam analis kesehatan, yakni bidang klinis, mikrobiologi, dan kimia.
Setiap pelajaran yang diberikan memiliki nilai, seperti nilai praktis yang dapat digunakan untuk hidup di masyarakat, nilai material yang menambah pengetahuan dan digunakan untuk dihubungkan dengan pelajaran lain, sedangkan niai formal adalah membentu membentuk tabiat, watak dan jiwa. Bidang studi kimia juga digunakan untuk melatih pengamatan, oleh sebab itu sejak tingkat SMP, SMA sampai ke perguruan tinggi kimia merupakan salah satu bidang studi yang diberikan kepada siswa/mahasiswa. Bahkan beberapa perguruan tinggi memiliki program studi khusus kimia. Kimia sebagai salah satu mata kuliah diperguruan tinggi bertujuan untuk melatih mahasiswa untuk mengamati tentang susunan, komposisi, struktur, sifat-sifat dan perubahan materi, serta perubahan energy yang menyertai perubahan-perubahan materi tersebut. Untuk mempermudah mempelajarinya, ilmu kimia dikembangkan menjadi bagian-bagian ilmu kimia yang lebih spesifik seperti kimia fisika, kimia anorganik, kimia organic, biokimia, kimia lingkungan, kimia bahan makanan serta kimia analitik.
Analis kesehatan atau pranata laboratorium adalah bagian dari profesi di bidang kesehatan. Seorang analis harus memiliki ketrampilan dan tanggung jawab yang tinggi dalam pemeriksaan sampel. Hal ini berhubungan dengan adanya risiko yang fatal jika terjadi kesalahan. Seperti juga dokter menjadi seorang analis juga berhubungan dengan nyawa manusia. Untuk saat ini pelayanan laboratorium kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium kesehatan sebagai salah satu unit pelayanan kesehatan, diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat tentang aspek laboratoris terhadap specimen/sampel yang pengujiannya dilakukan dilaboratorium. Banyak yang tidak mengetahui analis kesehatan memiliki banyak sekali peluang pekerjaan. Seorang lulusan analis bisa bekerja pada laboratorium rumah sakit tentunya bertugas membantu diagnosa seorang dokter. Selain rumah sakit analis kesehatan bisa ditempatkan di Prodia, PMI, dan segala tempat yang berhubungan dengan analisis.
Analis kesehatan melakukan pengujian secara laboratories dengan menggunakan pengetahuan dan metodologi dari berbagai disiplin ilmu, diantaranya biologi, kimia, dan fisika untuk membantu dan atau menegakkan diagnose penyakit, pemantauan obat serta pencegahan penyakit pada manusia. Tugas pokok analis kesehatan adalah melaksananakn pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi, Imunologi-serologi, Parasitologi, Mikologi, Toksikologi, Kimia Air, makanan/minuman dan Patologi Anatomi.
Siswa-siswa analis kesehatan dididik menjadi tenaga analis kesehatan. Terutama di laboratorium klinik. Juga beberapa bidang lain yang masih berkaitan dengan analis kesehatan. Banyak sekali kegiatan laboratorium, salah satu contohnya di Laboratorium Kimia Air-Makanan dan Minuman (Lab Amami). Dalam bidang ini siswa diajari mengecek kandungan zat dalam air dan makanan. Hal itu meliputi kimia air bersih maupun limbah. Dalam makanan, misalnya mengetahui kandungan formalin dalam tahu. Dalam minuman, siswa belajar mengetahui kandungan alkohol dalam minuman keras. Aktivitas tersebut dilakukan sebagai persiapan memasuki dunia kerja yang tingkat persaingannya jauh lebih berat dan butuh ketrampilan lebih.
Dari uraian singkat tersebut terlihat jelas jika Kimia mengambil peran yang penting dalam bidang analis kesehatan baik itu dalam teori dan prakteknya. Untuk mengetahui sejauh mana kajian kimia diajarkan di jurusan analis kesehatan ini maka penulis ingin mengidentifikasi bagaimana persebaran kimia, menganalisis kurikulum serta proses pembelajaran kimia di jurusan analis kesehatan ditinjau dari kurikulum serta informasi lain yang menyangkut pembelajaran kimia di Perguruan Tinggi jurusan analis kesehatan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Kesehatan Medan jurusan Analis Kesehatan pada tanggal 16 – 17 Februari tahun 2010. Populasi penelitian ini POLTEKES Medan  jurusan Analis Kesehatan. Sampel penelitian adalah Ketua Jurusan Analis Kesehatan dan dosen pengajar.
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara dan observasi. Wawancara dilakukan dengan Ketua Jurusan Analis Kesehatan dan salah satu dosen pengajar (mikrobiologi). Dan observasi dengan mengunjungi perpustakaan, ruang kelas, laboratorium dan standar kurikulum yang digunakan.
Metode analisis yang dipergunakan untuk menjawab tujuan penelitian ini adalah analisis deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
            Berdasarkan data-data yang didapat dilapangan maka penulis mencoba mendeskripsikan sebagai berikut:
a.   Profil singkat
Politeknik kesehatan Medan terdiri dari 7 pragram studi:
-          Jurusan Keperawatan :
1. Prodi Keperawatan medan
2. Prodi D4 Keperawatan medikal Bedah
-          Jurusan Kebidanan
1. Prodi Kebidanan Medan
2. Prodi Kebidanan Pematang Siantar
3. Prodi Kebidanan Padang Sidempuan
4. Prodi D4 Bidan Pendidik Medan
-          Jurusan Kesehatan Gigi Medan
-          Jurusan Gizi
1. Prodi Gizi Lubuk Pakam
2.Prodi D4 Gizi Lubuk Pakam
-          Jurusan Kes. Lingkungan Kabanjahe
-          Jurusan Analisis Kesehatan Medan
-          Jurusan Farmasi Medan
Pendirian Politeknik Kesehatan didasarkan pada PP NO. 60 tahun 1999, selanjutnya terbit SK. Menkes No. 298/SK/Menkes/2001 yang merupakan wujud kebijakan pemerintah dalam meningkatkan efektifitas penggunaan sumber daya dan sumber dana yang tersedia yang bertujuan untuk efisiensi, maka dibentuklah Politeknik Kesehatan.
Pada Bulan Oktober dan November 2001, semua Akademi Kesehatan yang bernaung di bawah Depkes menyikapi SK tersebut dan segera membentuk Panitia Ad Hock yang terdiri dari 5 orang perwakilan dosen setiap Akademi. 3 orang dari Kanwil Depkes Propinsi Sumatera Utara dan dari Pusdiknakes 1 orang sesuai petunjuk yang ada. Panitia Ad Hock bertugas mempersiapkan pembentukan Poltekkes mulai dari penyiapan dan pelaksanaan proses pemilihan Direktur dan Pembantu Direktur, Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan, Ketua Prodram Studi dan Sekretaris Program Studi.
 Proses pemilihan berjalan terus dan terlaksana secara demokratis. Dengan pelantikan Direktur Poltekkes maka meleburlah seluruh Struktur Organisasi Akademi tersebut diatas mengikuti Struktur Organisasi Poltekkes. Kemudian dilanjutkan pemilihan Pembantu Direktur I, II dan III, Ketua Jurusan/Prodi dan Sekjur/Prodi. Penunjukkan personil di Direktorat dan perangkat yang ada di Jurusan/Prodi. Akhirnya pada tanggal 20 Juni 2002 dilaksanakan pelantikan Pudir, Kajur/Prodi dan Sekjur/Prodi oleh Direktur Poltekkes Medan.
Dengan bergabungnya Akademi-Akademi Kesehatan menjadi Poltekkes maka aturan dan mekanisame kerja Akademi berubah mengikuti Struktur Organisasi Poltekkes. Tata laksana kerja Poltekkes pada awalnya mengacu pada SK Menkes No. 298 tahun 2001 dan selanjutnya disempurnakan dengan SK Menkes No. OT.01.01.2.4.0375 tahun 2003. Struktur Organisasi Politeknik Kesehatan Depkes Medan di tahun mendatang akan mengacu kepada Permenkes No. 890/Menkes/Per/VIII/2007 tanggal 2 Agustus 2007.
Akademi Analis Kesehatan berawal dari Sekolah Pengatur Analis (SPA) yang didirikan pada tahun 1958. Masa pendidikan 2 tahun. Lulusannya dapat melanjutkan pendidikan kekhususan selama 2 tahun lagi yaitu jurusan kimia dan jurusan bakteri. Tahun 1982 berubah namanya menjadi Sekolah Menengah Analis Kesehatan dan tahun 1998 dikonversi menjadi D-III Akademi Analis Kesehatan. (http://www.poltekkes-medan.ac.id/sejarahpoltekkes.php)
Beberapa fasilitas yang dimiliki Poltekes antara lain :
1.      Gedung Perkuliahan
Ada disetiap program studi
2.      Perpustakaan:
Ada di setiap program studi.
3.      Laboratorium:
Analis Kesehatan (Kimia Terapan, Kimia Dasar, Mikrobiologi, Kimia Klinik, Parasitologi, Hematologi, Komputer)
4.      Lembaga penelitian:
Unit Penelitian dan Pengabdian Masyaraka
5.      Fasilitas lain:
ruang diskusi, asrama mahasiswa, sarana olahraga, sarana kesenian, audio visual, auditorium/aula, sarana ibadah, sarana transportasi Mikrobiologi , gedung perkuliahan, laboratorium terpadu, klinik terpadu, perpustakaan, gedung aula, kantin dan musholla.

b.      Hasil Wawancara
            Hasil dari wawancara yang telah dilakukan dengan pihak sekolah yaitu Ketua Jurusan serta Dosen Pengajar bidang Mikrobiologi dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum dari Pusat Diknakes yaitu kurikulum inti pendidikan D III analis kesehatan yang berbasis Kompetensi.
  2. Silabus yang digunakan adalah model pengembangan dari masing-masing dosen pengajar yang berdasarkan kurikulum. Dosen diberi kebebasan untuk menyusun silabus sendiri berdasarkan Garis Besar Mata Kuliah yang dituangkan dalam kurikulum
  3. Dosen pengajar terdiri dari dosen-dosen dengan disiplin ilmu yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
  4. Jurusan analis kesehatan memiliki fasilitas laboratorium yang lengkap dimana alat dan bahan disediakan oleh direktorat pusat.
  5. Dalam jurusan analis kesehatan teori dan praktek harus sejalan, dan lebih dititik beratkan pada kegiatan praktikum. Dimana alokasi waktu untuk 1 sks teori adalah 60 menit dan 1 sks untuk praktek adalah 2 jam.
  6. Aturan peniaian di KHS adalah mengikuti aturan 60 % praktek dan 40 % teori. Namun untuk jurusan analis kesehatan memiliki aturan tersendiri yaitu nilai praktek dan teori memiliki kontribusi masing-masing tidak digabungkan. Hal ini dikarenakan kompetensi yang akan dihasilkan lebih cenderung pada aplikasi ke laboratorium.
  7. Rentang nilai yang digunakan adalah :
     79 – 100    untuk nilai A
     68 – 78      untuk nilai B
     56 – 67      untuk nilai C
     41 – 44      untuk nilai D
     0 – 40        untuk nilai E
    8.  Bagi mahasiswa yang mendapat nilai C dan D boleh pembatalan. Bagi yang tidak lulus harus mengikuti   kelas disemester berikutnya dan tersedia semester pendek.
   9.  Buku-buku yang digunakan untuk pembelajaran meliputi diktat dari dosen, dari referensi lain dan perpus.
  10. Kendala perkuliahan yang dihadapi yaitu untuk mata kuliah mokrobiologi mahasiswa kesulitan dalam mebuat larutan (penentuan konsentrasi), penggunaan alat, penentuan titrasi dll.

c.       Hasil analisis dokumentasi
            Dari hasil analisis dokumentasi didapat beberapa penjelasan yaitu:
1.      Kurikulum Nasional Program Diploma III Analis Kesehatan
Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 013/U/1996 tentang kurikulum yang berlaku seacra nasional program diploma III analis Kesehatan.
Pasal 3:
Kurikulum yang berlaku seacra nasional program diploma III analis Kesehatan sebanyak 94 satuan kredit semester (sks) terdiri dari :
-          Mata kuliah umum (MKU)                                                                               6 sks
-          Mata kuliah dasar keahlian (MKDK)                                                              26 sks
-          Mata kuliah keahlian (MKK)                                                                          62 sks 

Pasal 4:
1.1  Mata kuliah umum
Meliputi mata kuliah dengan jumlah sks sebagai berikut:
a.       Pendidikan agama                                                                                   2 sks
b.      Pendidikan Pancasila                                                                               2 sks
c.       Pendidikan Kewarganegaraan (kewiraan)                                                2 sks
1.2  Mata kuliah Dasar keahlian
Meliputi mata kuliah dengan jumlah sks sebagai berikut:
a.       Dasar-dasar kesehatan masyarakat                                                        1 sks
b.      Sistem kesehatan nasional dan administrasi kesehatan                             1 sks
c.       Epidemilogi, statistika dan penelitian kesehatan                                       1 sks
d.      Ekologi kependudukan dan keluarga berencana                                      1 sks
e.       Perilaku kesehatan dan etika profesi tenaga kesehatan                            1 sks
f.       Biologi medik                                                                                         2 sks
g.      Kimia analitik                                                                                         4 sks
h.      Kimia fisika                                                                                            2 sks
i.        Kimia hayat                                                                                           4 sks
j.        Anatomi fungsiologi                                                                               1 sks
k.      Patofisiologi                                                                                           3 sks
l.        Pengetahuan bahan                                                                                2 sks
m.    Higiene dan sanitasi laboratorium kesehatan                                             1 sks
n. Keselamatan kerja dan pertolongan pertama pada kecelakaan laboratorium kesehatan                                                                                              1 sks
o.      Laboratorium kesehatan dan pengolahan                                                1 sks
1.3  Mata kuliah keahlian
meliputi mata kuliah dengan jumlah sks sebagai berikut:
a.       Instrumentasi                                                                                            4 sks
b.      Parasitologi                                                                                               4 sks
c.       Mikrobiologi                                                                                             4 sks
d.      Mikobiologi                                                                                              3 sks
e.       Virologi                                                                                                    3 sks
f.       Kimia klinik                                                                                               9 sks
g.      Toxicologi                                                                                                 4 sks
h.      Immunologi dan seriologi                                                                           6 sks
i.        Amami                                                                                                      4 sks
j.        Hematologi dan hemostosis                                                                       8 sks
k.      Transfusi darah                                                                                         2 sks
l.        Pemantapan mutu                                                                                     4 sks
m.    Pengetahuan bahan pemeriksaan                                                               2 sks
n.      Mikroskopi                                                                                              4 sks
o.      Pengelolahan kegiatan laboratorium                                                          1 sks
Dalam kurikulum nasional ini dapat dilihat jika ada 4 jenis mata kuliah kimia yang terdiri dari mata kuliah dasar (kimia analitik, kimia fisika dan kimia hayati) yang berjumlah 10 sks dan mata kuliah keahlian (kimia klinik) yang berjumlah 9 sks.

Pasal 5:
1.4  silabus dan buku bacaan
Silabus, buku bacaan wajib dan anjuran disusun oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2        Kerangka konsep kurikulum pendidikan D III analis kesehatan
2.1  Pendekatan dalam Penyusunan Kurikulum
Dalam penyusunan kurikulum mengacu kepada undang-undang (UU) RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas) pasal 35 ayat 1 dan pasal 36 ayat 1, serta Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan (SNP) yang mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan yang mengacu kepada standar isi dan standar kelulusan. Standar kelulusan yang digunakan dalam penyusunan kurikulum pendidikan D III analis kesehatan mengacu pada standar kompetensi kerja nasional indonesia (SKKNI) sektor laboratori sesuai Kepmenkertrans RI No. 271/Men/XII/2004 tanggal 15 Desember 2004 dan berdasarkan KepMenKes RI No.370/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan.
Penyusunan kurikulum program pendidikan memerlukan kajian substansi dengan pendekatan taksonomi pembelajaran untuk memperoleh lulusan yang kompeten sesuai dengan standar kompetensi profesi. Bloom (1956) mengidentifikasi tujuan instruksional menjadi 3 ranah menurut jenis kemampuan yang tercantum di dalamnya, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.
Kurikulum D III Analis Kesehatan juga disusun mengacu pada Kepmendiknas No.045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan Tinggi bahwa kurikulum inti merupakam penciri kompetensi utama dengan beban 40 – 80 %. Kurikulum inti D III Analis Kesehatan ini hanya memuat 96 sks dari total sks 110 – 120 sks.

2.2  Tujuan Pendidikan D III Analis Kesehatan
2.2.1        Tujuan Umum
Tujuan umum pendidikan diploma III Analis Kesehatan adalah mendidik peserta didik menjadi Ahli Madya Analis Kesehatan:
1.      Melakukan persiapan pengujian di laboratorium kesehatan meliputi alat, bahan dan spesimen
2.      Melakukan pelayanan laboratorium kesehatan sesuai dengan standar dan kode etik profesi
3.      Menggunakan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium kesehatan
4.      Berkomunikasi dan bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya.
5.      Melakukan administrasi dan manajemen laboratorium kesehatan.
6.      Membimbing dan membina tenaga kesehatan yang menjadi tanggung jawabnyanya.
7.      Melakukan penyuluhan kesehatan yang berhubungan dengan laboratorium kesehatan.
2.2.2        Tujuan Khusus
Pada tahun pertama, program pendidikan diarahkan pada pencapaian keterampilan dasar laboratorium dan penguasaan pengetahuan yang mendukung meliputi anatomi fisiologi, aplikasi komputer untuk kesehatan, kimia, teknik pengujian biologi dan biokimia, serta dasar-dasar pengelolahan laboratorium.
Pada tahun kedua, program pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan laboratorium dan penguasaan pengetahuan yang berhubungan dengan keterampilan pemecahan masalah dalam mendiagnosa gangguan kesehatan manusia dari bahan yang berasal dari dalam tubuh dan atau luar tubuh manusia meliput bidang hematologi, kimia klinik, bakteriologi, parasitologi, mikologi, histologi, imunologi, toksikologi dan kimia lingkunga.
Pada tahun ketiga, program pembelajaran diarahkan pada pencapaian keterampilan lanjut dan pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk mengerti, memahami lebih luas tentang sarana, jenis-jenis pelayanan dan pengembangan keterampilan di laboratorium kesehatan dengan penekanan pada kerja sama dalam tim, perhatian terhadap kendali mutu dan bekerja secara efisien.

3        Struktur Program Dan Distribusi Mata Kuliah

3.1  struktur Program
Beban studi program diploma III analis kesehatan adalah 96 sks kurikulum inti yang terdiri dari :
MPK         : 6 sks  = 6.3%
MKK         : 14 sks = 14.6%
MKB         : 48 sks = 50%
MPB          : 15 sks = 15.6%
MBB         : 13 sks = 13.5%
Serta 14 sampai 24 sks kurikulum institusi (muatan lokal) yang pelaksanaannya sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing institusi tergantung dari kebutuhannya.

STRUKTUR PROGRAM KURIKULUM INTI
PENDIDIKAN D III ANALIS KESEHATAN

NO
MATA KULIAH
SKS
T
P
A
MK Pengembangan dan Kepribadian (MPK) = 6 sks (6.3%)
1
Pendidikan agama
2
1
1
2
Pendidikan Kewarganegaraan
1
1
0
3
Bahasa Indonesia
1
1
0
4
Bahasa Inggris
2
0
2
B
MK Keilmuan dan keterampilan (MKK) = 14 sks (14.6%)
1
Kimia analitik
3
1
2
2
Biokimia
2
1
1
3
Instrumentasi
5
2
3
4
Biologi medik
1
1
0
5
Biologi molekuler
1
1
0
6
Anatomi fisiologi
1
1
0
7
Patofisiologi
1
1
0
C
MK Keahlian Berkarya (MKB) = 48 sks (50%)
1
Mikrobiologi dasar
2
1
1
2
Bakteriologi
8
3
6
3
Kimia klinik
9
3
6
4
Immuno – serologi
5
2
3
5
Hematologi
8
3
5
6
Virologi
1
1
0
7
Toksikologi dan kimia farmasi
4
2
2
8
Analisa kimia air dan makanan/minuman
4
2
2
9
Sitohistoteknologi
2
1
1
10
Imunohematologi
1
0
1
11
Parasitologi
6
2
4
D
MK Perilaku Berkarya (MPB) = 15 sks (15.6%)
1
Etika profesi dan ilmu perilaku
1
1
0
2
Kesehatan dan keselamatan kerja
3
1
2
3
Manajemen laboratorium
3
2
1
4
Kendali mutu laboratorium kesehatan
2
1
1
5
Promosi kesehatan
1
1
0
6
Metodologi penelitian
1
1
0
7
Statistika
1
0
1
8
Aplikasi komputer
1
0
1
9
Komunikasi
1
0
1
E
MK Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) = 13 sks (13.5%)
1
Praktek kerja lapangan (PKL) & PKMD
11

11
2
Karya tulis Ilmiah (KTI)
4

4

Mata kuliah teori               : 37 sks (38.5%)
Mata kuliah Praktek          : 59 sks (61.5%)

Struktur program kurikulum inti ini merupakan pengembangan dari kurikulum nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dimana ada penambahan dalam beberapa mata kuliah, misalnya:
Mata kuliah pengembangan dan kepribadian
Kurikulum Nasional
Kurikulum D III Analis Kesehatan Poltekkes Medan
-          pendidikan Agama
-          pendidikan Pancasila
-          pendidikan Kewarganegaraan
total 6 sks
-          pendidikan agama
-          pendidikan kewarganegaraan
-          bahasa indonesia
-          bahasa inggris
total 6 sks


4        Gambaran Umum Pelaksanaan Kurikulum
4.1  Peserta Didik
Persyaratan calon, jumlah peserta didik, prosedur penerimaan setiap tahun ajaran baru diatur oleh surat keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Manusia Kesehatan Departemen Kesehatan RI.


4.2  Kriteria Tenaga Pengajar
Minimal lulusan S2 dari disiplin ilmu terkait dengan mata kuliah yang menjadi tanggung jawabnya.


4.3  Metode Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar diberikan dalam bentuk teori dan praktek. Metode pembelajaran yang digunakan untuk pengajaran teori dikelas antara lain berupa pengalaman belajar ceramah (PBC), pengalaman belajar diskusi (PBD) dan pengalaman belajar seminar (PBS). Sedangkan pengajaran praktek berupa pemberian pengalaman belajar praktek (PBP) di laboratorium dan pengalaman praktek lapangan (PPL) di laboratorium klinik Rumah Sakit / klinik mandiri, industri dan pelayanan kesehatan masyarakat lainnya.
Pemilihan metode pembelajaran tergantung kepada tujuan, isi materi, faktor kerangka kerja, kemampuan peserta didik dan sistem penilaian yang digunakan. Metode meliputi ceramah, bekerja dilaboratorium, demonstrasi, penempatan kerja, orientasi lapangan, log book, kerja kelompok, diskusi, tutorial, priyek kerja, seminar dan presentase sebagai pembicara atau penulis.


4.4  Penilaian hasil belajar
Penilaian terhadap keberhasilan proses belajar mengajar dilakukan secara berkala dalam bentuk penugasan, ujian dan atau seminar. Sistem penilaian dilakukan menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) dengan masing-masing bobot 4,3,2,1,0. Untuk mengetahui pencapaian kompetensi dilakukan ujian dalam bentuk uji kompetensi sesuai unit-unit kompetensi pada setiap akhir tahun, yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Bobot nilai dalam Kartu Hasil Studi:
87-100: 4                                 82        : 3.72
86        : 4                                81        : 3.65
85        : 3.93                           80        : 3.58
84        : 3.86                           75        : 3.76
83        : 3.97                           74        : 3.18
Maka, setiap siswa memiliki IPK yang berbeda sesuai bobot nilainya.


5        Garis Besar Mata Kuliah
Sebagai gambaran singkat dari setiap mata kuliah yang diajarkan pada kurikulum inti pendidikan diploma III Analis Kesehatan diuraikan dalam garis besar mata kuliah. Deskripsi ini belum merupakan bahan yang siap untuk diimplementasikan, tetapi untuk dapat diimplementasikan dalam proses belajar mengajar masih harus disusun petunjuk  teknis implementasinya dalam bentuk silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran serta instrumen pembelajaran lain seperti pedoman praktis dan lain sebagainya.
Berdasarkan garis besar mata kuliah tersebut maka didapat mata kuliah yang membahas tentang kimia (ilmu kimia) dan yang terkait dengan kimia yaitu:
a.       Kimia analitik
b.      Biokimia
c.       Instrumentasi
d.      Biologi medik
e.       Biologi molekuler
f.       Patofisiologi
g.      Mikrobiologi dasar
h.      Bakteriologi
i.        Kimia klinik
j.        Toksikologi dan kimia farmasi
k.      Analisa kimia air dan makanan minuman
l.        Kesehatan dan keselamatan kerja 
 
Berikut gambaran singkat mata kuliah kimia dan yang terkait dengan kimia:
Mata kuliah
Substansi kajian
SKS
T
P
Kimia analitik
Pengetahuan bahan kimia dan penanganannya
3
1
2
Analis kimia kualitatif
Analisa kimia kuantitaif
Aplikasi K3 pada praktik kimia analitik
Pembuatan larutan pereaksi serta pemantauan kualitasnya
Bio kimia
Pengertian biokimia serta perbedaan bahan biokimia dengan bahan nonbiokimia
2
1
1
Defenisi struktur, sifat kimia, fungsi serta metabolisme karbohidrat, lemak, protein, enzim, hormon, dan vitamin
Identifikasi karbohidrat, lemak, protein, enzim, hormon dan vitamin
Instrumentasi
Pegenalan instrument laboratorium
4
2
2
Manual instrumen laboratoriuma



Penggunaan instrumen laboratorium untuk pemeriksaan di laboratorium kesehatan
Penggunaan log book instrumen laboratorium
Kalibrasi instrumen laboratorium
Pemeliharaan dan perbaikan kerusakan ringan
Jenis peralatan yang digunakan diantaranya: alat-alat gelas, neraca analitis, mikroskop, centrifuge, viscometer, turbidimeter
Menerapkan K3 dalam melaksanakan praktik instrumentasi
Menerapkan konsep pengelolaan tempat kerja yang benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Biologi medik
Sintesa protein
1
1
0
Biologi molekuler
Struktur dari asam nukleat termasuk struktur DNA
1
1
0
Genetika molekuler
Patofisiologi
Kelainan metabolisme karbohidrat
1
1
0
Kelainan metabolisme lemak
Kelainan metabolisme protein
Mikrobiologi dasar
Uji biokimia
2
1
1

Penerapan konsep K3 dalam melaksanakan praktik mikrobiologi
Bakteriologi
Menerapkan konsep K3 dalam melaksanakan praktik bakteriologi
8
3
5
Kimia klinik
Urine dan urinalisis : pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, kimiawi, dengan indikasi.
9
3
6
Faeces : pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, kimiawi
Semen : pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, kimiawi
Cairan otak : pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, kimiawi
Transudat/eksudat : pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, kimiawi
Cairan sendi : pemeriksaan makroskopis, mikroskopis, kimiawi
Darah :
a.   Karbohidrat : metabolisme karbohidrat abnormal, jenis pemeriksaan kelainan metabolisme karbohidrat
b.   Protein : protein total, albumin, globulin, elektroforesis protein
c.    Lemak : kolesterol, triglesirida, fosfolipida, asam-asam bebas lemak, jenis-jenis lipoprotein
d.  Non protein nitrogen : ureum, kreatinin, asam urat, kreatinin kliren, urea kliren
e.       Analisa enzim : SGOT, SGPT, amilase, lipase, fosfatase asam, fosfatase basa, LDH, CPK-CK, Gamma GT.
f.  Analisis elektrolit : natrium, kalium, kalsium, klorida, magnesium, phospor
g.      Analisa gas darah : pH, PCO2, PO2, TCO2, HCO3, BE
Toksikologi dan kimia farmasi
Pengerian dan ruang likup toksilogi analis
2
1
1
Sumber/ sal racun (bahan kimia termasu peptisida, tumbuhan, binatang)



Mekanisme dan gejala klinis kasus keracunan
Metode dan sampling pada kasus keracunan
Eksrtaksi, isolasi, identifikasi dan penetapan kadar senyawa penyebab keracunan secara invitro maupun in vivo
Pencatat dan pelaporan kasus keracunan
Mekanisme dan gejala klinis kracunan NAPZA
Metode dan teknik sampling pada NAPZA
Aplikasi K3 dan good laboratory practise dilaboratorium
Analisa kimia air dan makanan minuman
Perundang-undangan yang berhubungan dengan kulaitas air serta bahan tambahan makanan dan minuman
4
2
2
Teknik pengambilan cuplikan air, makanan dan minuman



Analisa air secarea fisika, kimia dan instrumental
Analisa angka COD dan BOD
Menghitung dosis klor
Menghitung dosis antikoagulan
Interpretasi hasil analisis air
Analisa karbohidrat, lemak, protein, alkohol, vitamin, suplemen makanan, dan bahan tambahan makanan yang diizinkan
intepretasi hasil analisa makanan dan minuman
Kesehatan dan keselamatan kerja
Penanganan limbah kimia
3
1
2
Jenis-jenis kecelakaan dilaboratorium
Sumber kecelakaan dilaboratorium
Penanganan baha berbahaya dan beracun
P3K terhadap korban menelan asam
P3K terhadap korban menelan basa
P3K terhadap korban mata terkena asam atau basa
P3K terhadap korban luka bakar

Jumlah total  sks          : 40 sks
Teori                : 18 sks
Praktek            : 22 sks



KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan selama penelitian maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1.      Analisis kurikulum:
a.       Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum D III analis Kesehatan berbasis kompetensi yang merupakan pengembangan dari kurikulum nasional dan Silabus yang digunakan adalah silabus yang disusun dan dikembangkan oleh masing-masing dosen tidak ada acuan khusus dari perguruan tinggi.
b.      Dalam kurikulum nasional, program D III analis kesehatan terdiri dari 3 kelompok besar mata kuliah yaitu : Mata Kuliah Umum, Mata Kuliah Dasar Keahlian dan Mata Kuliah Keahlian. Sedangkan dalam kurikulum yang digunakan di POLTEKKES Medan telah dikembangkan menjadi 4 kelompok besar mata kuliah yaitu : Mata Kuliah pengembangan dan Kepribadian, Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan, Mata Kuliah Keahlian Berkarya dan Mata Kuliah Perilaku Berkarya.
c.       Dalam Kurnas terdapat 4 jenis mata kuliah kimia yaitu : kimia analitik, kimia fisika, kimia hayati dan kimia klinik. Dalam kurikulum POLTEKKES Medan juga terdapat 4 jenis mata kuliah kimia dengan jenis yang berbeda yaitu : kimia Analitik, Biokimia, Kimia Klinik dan Analisa Kimia Air dan Makanan/Minuman.
2.      Proses pembelajaran:
a.       Metode pembelajaran meliputi ceramah, bekerja dilaboratorium, demonstrasi, penempatan kerja, orientasi lapangan, log book, kerja kelompok, diskusi, tutorial, priyek kerja, seminar dan presentase sebagai pembicara atau penulis
b.      Sistem penilaian dilakukan menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) dengan masing-masing bobot 4,3,2,1,0
3.      Persebaran Kimia:
Berdasarkan garis besar mata kuliah tersebut maka didapat mata kuliah yang membahas tentang kimia (ilmu kimia) dan yang terkait dengan kimia yaitu: Kimia analitik, Kimia analitik, Biokimia, Instrumentasi, Biologi medik, Biologi molekuler, Patofisiologi, Mikrobiologi dasar, Bakteriologi, Kimia klinik, Toksikologi dan kimia farmasi, Analisa kimia air dan makanan minuman dan Kesehatan dan keselamatan kerja.


DAFTAR PUSTAKA

Badan PPSDM Kesehatan, (2010), Kurikulum Inti Pendidikan D III Analis Kesehatan, Pusat Diknakes.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, (1997), Himpunan Kurikulum Nasional (KURNAS), Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Ginting, Junita, (2006), Hubungan persepsi Mahasiswa Tentang Mata Kuliah Kimia Metode Pembelajaran dan Sarana Prasarana Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Kimia Di Pragram Studi Biologi FKIP UISU Medan, Thesis, Pascasarjana, Unimed, Medan.
Yuli, (2010), Kegiatan Analisis di Laboratorium, http://youlyrical.blogspot.com/2010/11/analis-kesehatan.html