Powered By Blogger

Kamis, 01 Desember 2011

ANALISIS MATERI AJAR dan PEMBELARAN KIMIA KELAS X JURUSAN PERTANIAN DI SMK RAUDLATUL ’ULUUM AEK NABARA

            Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada proses pembelajaran kimia disekolah menengah kejuruan jurusan pertanian yang meliputi siswa, guru, sarana dan prasarana sekolah dan sumber belajar serta menganalisis bahan ajar yang digunakan. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Raudlatul ’Uluum Aek Nabara jurusan pertanian. Populasi penelitian ini adalah SMK Pertanian se Rantau Prapat. Sampel penelitian adalah SMK Pertanian Raudlatul ’Uluum Aek Nabara pada bulan Juli tahun 2010. Instrumen yang digunakan adalah wawancara, angket dan obserevasi. Wawancara dilakukan dengan pembantu kepala sekolah bidang kurikulum dan guru mata pelajaran, pemberian angket dilakukan pada siswa dan observasi dengan mengunjungi perpustakaan, ruang kelas, dan laboratorium. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif(%). Data yang diamati adalah hasil wawancara dengan Pembantu Kepala Sekolah bidang kurikulum dan guru didapat bahwa kurikulum yang digunakan ialah KTSP yang bersumber dari BSNP yang implementasinya belum sepenuhnya dilaksanakan. Silabus mengadopsi langsung dari BSNP dan RPP yang diterapkan menggunakan RPP yang disusun oleh penerbit. Sekolah memiliki fasilitas perpustakaan dan laboratorium IPA yang dapat memantu siswa dalam pembelajaran. Selain laboratorium IPA sekolah juga memiliki kebun percobaan yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar siswa dan media pebelajaran selain laboratorium. Guru kimia berjumlah 1 orang yang berlatar belakang dari non-kependidikan. Analisis hasil angket didapat jika terdapat permasalahan pembelajaran dikelas yaitu dari segi persepsi siswa terhadap kimia, sarana dan prasarana, media pembelajaran, dan buku ajar yang digunakan. Hasil angket menunjukkan banyak siswa yang menyukai kimia, namun ada pula yang mengatakan jika kimia itu sulit. Kesulitan itu berupa perhitungan, konsep yang abstrak, kaitan antar konsep, dan praktikum dilaboratorium. analisis dokumentasi didapat jika materi kimia yang diajarkan sesuai dengan yang tercantum disilabus, dalam analisis bahan ajar menunjukkan bahwa buku yang digunakan belum sesuai (efisien) untuk digunakan disekolah menengah kejuruan Raudlatul ’Uluum jurusan pertanian sebagai sumber belajar siswa, karena yang digunakan adalah Lembar Kerja Siswa yang  hanya berisi ringkasan materi dan soal-soal kimia.


PENDAHULUAN
            Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia (Djamarah, 2000:22). Pendidikan merupakan salah satu sektor yang penting dalam pembangunan disetiap negara. Namun, dewasa ini perkembangan pendidikan dihantui dengan globalisasi yang merupakan tantangan berat yang harus dihadapi bangsa kita. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka secara otomatis pola pikir masyarakat berkembang dalam setiap aspek. Hal ini membawa pengaruh besar dalam dunia pendidikan yang menuntut adanya inovasi baru yang dapat menimbulkan perubahan. Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global dimana IPTEK sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Oleh karena itu pembaruan dibidang pendidikan terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan diantaranya adalah meningkatkan kompetensi guru dalam berbagai pelatihan dan seminar, pengadaan buku pelajaran yang sejalan dengan perkembangan IPTEK, perbaikan sarana dan prasarana, termasuk perubahan pada kurikulum yang saat ini telah disempurnakan menjadi KTSP
Kurikulum yang diberlakukan sekarang yaitu kurikulum tingkat satuan pengajaran (KTSP), KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Pengembangan kurikulum tingkat satuan pengajaran (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi (SI), proses, kompetensi lulusan (SKL), tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, pengelolahan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar standar pendidikan nasional tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum (Dirjen Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan : 2008)
Kebijakan pemerintah mengenai pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sejalan dan dilandasi paradigma baru pengelolaan pendidikan yang memberikan otonomi kepada sekolah. Sekolah sesuai dengan kondisinya, potensi siswa, dan potensi daerah dalam batas-batas tertentu diberi keleluasaan untuk mengembangkan kurikulumnya sendiri. Sekolah diharapkan dapat melakukan analisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta peluang dan ancaman yang dihadapi. Dari sini mereka bersama-sama dengan stakeholdernya dapat membuat benchmarking yang tidak harus sama dengan sekolah di tempat lain.
Dalam pelaksanaan KTSP baik disekolah umum maupun kejuruan menekankan keterlibatan siswa secara aktif dan berusaha menemukan konsep sendiri dalam proses pembelajaran disemua mata pelajaran termasuk kimia. Guru sebagai fasilitator dan pendorong siswa untuk menggunakan keterampilan proses serta menerapkan inovasi model pembelajaran sehingga pembelajaran kimia mampu mengembangkan life skill yang merupakan implementasi dari kurikulum KTSP.
Pada sekolah kejuruan mata pelajaran Kimia mempersiapkan kemampuan peserta didik sehingga dapat mengembangkan program keahliannya pada kehidupan sehari-hari dan pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Penguasaan mata pelajaran Kimia memudahkan peserta didik menganalisis proses-proses kimiawi yang difungsikan untuk mendukung pembentukan kompetensi program keahlian.
Namun kualitas hasil belajar di SMK yang masih rendah merupakan masalah yang sering dibicarakan dalam dunia pendidikan saat ini, terutama dalam pembelajaran kimia sehingga guru berupaya untuk meningkatkan hasil belajar dengan mengembangkan bahan ajar yang digunakan(Sunarni, 2010). Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada proses pembelajaran kimia disekolah menengah kejuruan jurusan pertanian yang meliputi siswa, guru dan sarana dan prasarana sekolah dan sumber belajar serta menganalisis bahan ajar yang digunakan. Yang menjadi rumusan masalah adalah : apakah terdapat masalah pada proses pembelajaran kimia dikelas? Masalah-masalah pembelajaran apa saja yang ditemukan yang menghambat proses pembelajaran? Bagaimana bahan ajar yang digunakan disekolah? Serta sumber belajar apa saja yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran?.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Raudlatul ’Uluum Aek Nabara jurusan pertanian pada tanggal 26-27 Juli tahun 2010. Populasi penelitian ini SMK Pertanian Raudlatul ’Uluum Aek Nabara. Sampel penelitian adalah pembantu kepala sekolah bidang kurikulum, guru materi pelajaran kimia dan siswa SMK Jurusan Pertanian kelas X.
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, angket dan observasi. Wawancara dilakukan dengan pembantu kepala sekolah bidang kurikulum dan guru kimia. Angket diberikan kepada siswa dan guru bidang studi kimia, dan observasi dengan mengunjungi perpustakaan, ruang kelas, dan laboratorium. Metode analisis yang dipergunakan untuk menjawab tujuan penelitian ini adalah analisis deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
            Berdasarkan data-data yang didapat dilapangan maka penulis mencoba mendeskripsikan sebagai berikut:
Hasil Wawancara
            Hasil dari wawancara yang telah dilakukan dengan pihak sekolah yaitu Pembantu Kepala Sekolah (PKS) bidang kurikulum serta guru bidang studi kimia dapat disimpulkan sebagai berikut:
  1. Implementasi KTSP di kelas X pertanian SMK Raudlatul ’Uluum Aek Nabara belum sepenuhnya dilaksanakan.
  2. Silabus yang digunakan SMK pertanian Raudlatul ’Uluum kelas X adalah silabus dari BSNP dan belum dikembangkan
  3. Laboratorium IPA yang ada disekolah hanya ada satu merangkap sebagai laboratorium kimia, fisika dan biologi. Praktikum yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran.
  4. Guru yang mengajarkan bidang studi kimia jurusan pertanian SMK Raudlatul ’Uluum hanya satu orang dan bukan berlatar belakang pendidikan, melainkan farmasi.
  5. RPP yang digunakan guru adalah RPP dari buku LKS Kimia, dimana dalam buku tersebut tercantum silabus serta RPP.
  6. Areal sekolah cukup luas dilengkapi dengan kebun percobaan yang ditanami  berbagai tanaman yang dapat dijadikan sumber belajar dan media pembelajaran selain laboratorium yang ada.
  7. Buku ajar pegangan guru buku dari pemerintah yaitu Kimia untuk sekolah menengah kejuruan, referensi buku lain yang digunakan guru untuk menambah penjelasan materi yaitu buku-buku Kimia untuk SMA (umum).
  8. Buku-buku pelajaran yang ada diperpustakaan sudah cukup lengkap namun untuk edisi terbaru masih kurang khususnya buku pelajaran kimia untuk jurusan pertanian.
Dari data-data tersebut diketahui jika kurikulum yang digunakan di SMK pertanian Raudlatul ;Uluum adalah kurikulum KTSP namun implementasi dari KTSP tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan. Silabus yang digunakan masih menggunakan model silabus dari BSNP yang belum dikembangkan. Guru kimia disekolah SMK pertanian RU berjumlah 1 orang, mengajar kimia kelas 1 sampai kelas 3 dan berlatang belakang dari non-kependidikan. Guru kimia melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang dususun. RPP yang digunakan berasal dari penerbit buku ajar. Prasyarat guru dimana Latar belakang pendidikan guru yang berasal dari bidang non kependidikan menyebabkan minimnya pengetahuan guru akan penyusunan RPP, sehingga RPP yang digunakan langsung mengadopsi dari RPP yang disusun penerbit buku ajar.
Alokasi waktu pelajaran kimia diSMK 2 jam pelajaran setiap minggu. Kesulitan pembelajaran yang dialami guru yaitu menghubungkan antara kimia dengan pertanian. Evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman pada siswa dilakukan setelah proses belajar mengajar. Kesulitan lainnya berasal dari buku ajar pegangan guru yang dirasa sangat ringkas penjelasannya. Sehingga guru harus memiliki referensi buku ajar lainnya untuk menambah penjelasan materi ajar agar lebih terperinci, dan buku-buku yang digunakan yaitu buku kimia SMA umum.
SMK Raudlatul ’Uluum memiliki perpustakaan dan Laboratorium sebagai sarana penunjang belajar siswa. Laboratorium IPA yang ada berjumlah 1 ruang merangkap lab. Kimia, fisika dan biologi. Praktikum dillaksanakan sesuai kebutuhan pengajaran, kendala dalam pelaksanaan praktikum ialah sulitnya alat dan bahan didapat didaerah tersebut. Untuk mendapatkannya harus dipesan dahulu kepada pabrik atau toko penyedia alat dan bahan kimia. Hal ini dapat mengganggu proses pelaksanaan praktikum. 
    
Hasil angket
            Angket yang digunakan terdiri dari 16 item choice, angket berisi pertanyaan tentang materi ajar kimia, bahan pembelajaran( terdiri dari faktor siswa, guru dan fasilitias sekolah). Hasil angket yang diperoleh adalah sebagai berikut :

No
Nama Siswa
Komponen Soal

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
AR
A
-
B
-
B
-
C
C
D
B
B
A
D
B
-
A
2
DN
A
-
B
-
B
-
C
A
D
B
D
D
A
A
A
A
3
RP
A
-
B
-
B
-
C
B
D
B
D
D
D
B
B
A
4
RD
B
A
A
B
A
-
A
B
B
B
B
C
B
A
A
A
5
RD
B
A
A
C
A
-
C
B
B
B
C
C
A
A
A
A
6
SA
A
-
B
-
B
-
C
A
-
B
-
C
A
B
-
A
7
DSW
A
-
B
-
B
-
C
-
D
A
D
C
C
B
-
A
8
YY
A
-
A
A
B
-
C
A
-
A
A
C
C
A
-

9
HP
A
-
B
-
B
-
C
-
D
A
C
C
A
B
-
A
10
M. AR
B
A
A
C
B
-
A
B
-
B
D
C
B
A
A
B
11
RIB
B
-
A
-
B
-
C
A
D
A
A
D
A
A
B
A
12
DM
B
A
A
B
A
-
C
B
D
B
A
D
C
B
-
A
13
RA
B
A
A
B
B
-
C
-
B
B
B
C
A
B
-
B
14
M. RK
A
-
A
D
A
-
C
D
D
B
C
D
A
A
D
A
15
DA
A
-
B
A
B
-
C
C
D
B
A
C
C
D
-
A
16
JMP
B
A
A
A
A
-
C
B
B
A
-
D
C
A
A
B

 Persentase Hasil Angket

No
Komponen Soal
A
B
C
D
E
1
Apakah anda menyukai pelajaran kimia?
56,25% suka kimia
43,75% tidak suka



2
Jika tidak suka, apakah yang membuat anda tidak menyukai kimia?
43,75%, materi sulit dipahami




3
Menurut anda apakah kimia itu sulit?
56,25% kimia itu sulit
43,75% kimia tidak sulit



4
Jika sulit, dalam mempelajari kimia bagian mana yang sulit untuk dipahami?
18,75% perhitungan
18,75% konsep yang abstrak
12,5% kaitan antar konsep
6,25% praktikum dilab

5
Apakah anda memiliki buku ajar kimia?
-
100% tidak punya



6
Jika punya, apa penenrbit dan pengarang buku kimia yang anda gunakan?
-
-
-
-
-
7
Jika tidak punya, selain penjelasan dari guru dari mana saja sumber belajar anda?
12,5% buku dari perpustakaan

87,5% Lembar Kerja Siswa
-
-
8
Bagaimana menurut anda tentang buku materi ajar yang anda gunakan?
25% mudah dipahami
50% sulit dipahami
12,5% materi terlalu luas
6,25% rancu

9
Manurut anda bagaimana fasilitas laboratorium yang ada disekolah anda?

25% lab. lengkap

56,25% lab. Tidak ada
18,75% tidak menjawab
10
Apakah anda pernah melakukan praktikum disekolah?
68,75% pernah
31,25% tidak pernah



11
Berapa kali sebaiknya praktikum dilaksanakan?
25%
3x dalam 1 semester
18,75% tiap pergantian bab
18,75% pada topik tertentu
25% tidak perlu dilakukan
12,5% tidak menjawab
12
Apakah anda sering mengunjungi perpustakaan?
6,25% sering

56,25% sekali – kali
37,5% tidak pernah

13
Menurut anda apakah buku-buku yang terdapat diperpustakaan sekolah memenuhi standar?
43,75% baik
12,5% sangat baik
31,25% cukup
12,5% belum cukup

14
Apakah dalam pembelajaran, guru menggunakan media pembelajaran?
50% ya
43,75% tidak



15
Jika ya, media apa yang biasa digunakan dalam pembelajaran dikelas?
31,25% peta konsep
12,5% objek nyata

5,25% media visual
50% tidak menjawab
16
Apakah menurut anda kimia perlu dipelajari dijurusan anda?
81,25% perlu
18,75% tidak perlu





Dari tabel diatas maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang timbul dalam  pembelajaran di kelas yang berasal dari siswa, guru, sarana dan prasarana sekolah dan sumber belajar. Identifikasi masalah tersebut yakni :
1.      Persepsi siswa tentang kimia
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sekitar 56,25 % siswa menyukai pelajaran  kimia. Hal ini sangat bermanfaat baik bagi siswa maupun bagi guru. Adanya persepsi awal siswa untuk menyukai kimia dapat memperlancar proses belajar mengajar dikelas, siswa akan menunjukkan perilaku yang baik dalam belajar dan seterusnya dia akan menunjukkan aktivitas yang tinggi sehingga siswa akan mudah menerima materi pelajaran yang diberikan guru dan adanya pengetahuan akan kaitan ilmu kimia dengan pertanian menyebabkan sebanyak 81, 25 % siswa merasa jika kimia itu perlu dipelajari dijurusan mereka yaitu pertanian dan hanya 18, 75% yang menyatakan tidak perlu dipelajari.
Fakta dilapangan menunjukkan sebanyak 56,25% siswa mengatakan bahwa kimia itu sulit. Bagian-bagian yang sulit tersebut meliputi perhitungan, konsep yang abstrak, kaitan antar konsep, dan praktikum dilaboratorium. Karakteristik ilmu kimia berbeda dengan konsep ilmu lainnya. Kimia berisi hitungan, fakta yang harus diingat, kosa kata khusus, hukum-hukum yang mengaitkan satu ide dengan ide lain yang harus dimengerti. Maka dimungkinkan terjadi kesulitan dalam mempelajarinya. (Suemi, sari: 2005)
2.      Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana tersebut meliputi:
a.       Perpustakaan
Perpustakaan merupakan sarana yang dapat menunjang pembelajaran siswa. Namun tidak dalam pelaksanaannya, siswa SMK pertanian Raudlatul ’Uluum sebagian besar ( 56, 25%) mengatakan sekali-kali mengunjungi perpustakaan. Bahkan ada yang tidak pernah. Para siswa mengatakan jika buku-buku diperpustakaan sudah memenuhi standar, namun itu saja tidak cukup untuk menarik minat mereka untuk mengunjungi perpustakaan.
Muh. Munif (2007) menyatakan,  setiap mata pelajaran disekolah memprasyaratkan anak untuk mempelajari dan memahami materi setiap pelajaran tersebut. Pemahaman terhadap mata pelajaran hanya dapat dilakukan jika anak memiliki kemampuan dan keaktifan membaca yang baik. Siswa dengan minat baca tinggi, dengan sendirinya akan timbul kesadran untuk belajar serta mengisi waktu luangnya dengan membaca buku, baik buku pelajaran maupun buku lain yang masih berhubungan. Upaya meningkatkan aktivitas membaca siswa sangat erat kaitannya dengan keberadaan perpustakaan sekolah. Sehingga setiap sekolah harus memiliki perpustakaan sebagai sumber informasi unuk mengembangkan dan memperdalam pengetahuan baik oleh guru maupun siswa disekolah tersebut.
b.      Laboratorium
Sarana pendukung lain yaitu laboratorium. Pemanfaatan laboratorium melalui kegiatan praktikum penting untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran karena dapat menunjang pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Sehingga diharapkan hasil belajarnya akan meningkat (soburoh, 2006).
Dalam PBM siswa pertanian RU belum pernah melakukan praktikum dilaboratorium. Hal ini dikarenakan baru dimulainya tahun ajaran baru sehingga pembelajaran belum efektif dilakukan. Para siswa berharap kedepannya praktikum dapat dilaksanakan dengan frekuensi 3 kali seminggu, setiap pergantian bab, dan pada topik tertentu. Namun ada juga siswa yang beranggapan jika praktikum itu tidak perlu dilakukan (sebanyak 25%).
3.      Sumber belajar
Dari hasil angket yang diberikan didapat hasil jika siswa SMK RU jurusan pertanian tidak memiliki buku pegangan materi ajar kimia sebagai sarana pendukung belajar mereka. Hal ini dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa. Sumber belajar siswa bertumpu pada guru, siswa hanya memiliki LKS sebagai buku pegangan dan sarana untuk mengevaluasi siswa. Hampir 87.5% siswa mengatakan selain pembelajaran dari guru, sumber belajar mereka hanya dari LKS dimana LKS hanya berisi ringkasan-ringkasan materi dan soal-soal evaluasi untuk siswa tanpa menjelaskan semua konsep secara terperinci. Dan banyak siswa yang mengatakan kalau LKS yang digunakan sulit dipahami (50%). Hal ini dapat disebabkan karena keterbatasan cakupan materi yang dimuat dan sesuai fungsi LKS itu sebenarnya hanya sebagai buku tambahan bukan sebagai buku pokok siswa.
4.      Media pengajaran
Pendidikan yang disertai media yang tepat, selain memudahkan siswa dalam mengalami, memahami, mengerti dan melakukan juga menimbulkan motivasi yang lebih kuat ketimbang semata-mata dengan menggunakan kata-kata yang abstrak ( sagala, 2005).
dari tabel dapat dilihat bahwa selama pembelajaran guru belum optimal dalam menggunakan media pengajaran. Sebanyak 50% siswa menjawab guru tidak menggunakan media pembelajaran. Kimia adalah materi yang abstrak, adanya media maka ketidak jelasan bahasa ajar yang disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan melalui media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkritkan dengan media.

Hasil analisis dokumentasi
            Dari hasil analisis dokumentasi silabus dan RPP yang digunakan sekolah, didapat bahwa Silabus yang digunakan SMK pertanian Raudlatul ’Uluum kelas X adalah silabus dari BSNP yang belum dikembangkan sesuai dengan potensi, tuntutan dan kebutuhan daerah. RPP yang digunakan oleh guru ialah RPP yang telah disusun oleh penerbit buku ajar yang digunakan  yaitu dari penerbit Hayati Tumbuh Subur bukan RPP yang disusun dan dikembangkan oleh guru tersebut. Hal ini bertentangan dengan ketentuan dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

1.      Lingkupan materi ajar kimia di SMK
            Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian tak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan Pembelajaran. Lingkupan materi ajar meliputi identifikasi materi ajar dan deskripsi materi ajar kimia.
Identifikasi  materi ajar kimia
Berdasarkan kurikulum KTSP yang yang disusun dan digunakan, adapun standar kompetensi lulusan mata pelajaran yang dicapai oleh SMK pertanian Raudlatul ’uluum dalam pelajaran Kimia yaitu:
  1. Memahami konsep materi dan perubahannya, fenomena reaksi kimia yang terkait dengan kinetika, kesetimbangan, kekekalan masa dan kekekalan energi.
  2. Memahami sifat berbagai asam-basa, larutan koloid, larutan elektrolit-non elektrolit, termasuk cara pengukuran dan penggunaannya.
  3. Memahami konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia serta penerapannya dalam fenomena pembentukan energi listrik, korosi logam, dan pemisahan bahan (elektrolisis).
  4. Memahami struktur molekul dan reaksi senyawa organik yang meliputi benzena dan turunannya, lemak,  karbohidrat, protein dan polimer serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelolah dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.
  6. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
  7. Menggunakan pengetahuan dasar kimia dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki kemampuan dasar kimia sebagai landasan dalam mengembangkan kompetensi dimasing-masing bidang keahlian.

Adapun standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk kelas X SMK jurusan pertanian dapat dijabarkan sebagai berikut:
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
1.  Memahami konsep materi dan perubahannya
  • Mengelompokkan sifat materi
  • Mengelompokkan perubahan materi
  • Mengklasifikasikan materi
2. Memahami konsep penulisan lambang unsur dan pereaksi kimia.
  • Memahami lambang unsur
  • Memahami rumus kimia
  • Menyetarakan persamaan reaksi
3.  Mengidentifikasi struktur atom dan sifat-sifat periodik pada tabel periodik unsur
Mendeskripsikan perkembangan teori atom
Menginterprestasikan sata dalam tabel sistem  
Periodik
4.     Memahami konsep mol
  • Menjelaskan konsep mol
  • Menerapkan hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro
5.  Memahami terjadinya ikatan kimia
  • Mendeskripsikan terjadinya ikatan ion
  • Mendeskripsikan terjadinya ikatan kovalen
  • Menjelaskan ikatan logam
  • Menuliskan nama senya kimia
6. Memahami perkembangan konsep reaksi kimia
  • Mendeskripsikan pengertian umum reaksi kimia
  • Membedakan konsep oksidasi, reduksi, dan reaksi lainnya.
Standar kompetensi
Kompetensi Dasar
7. Memahami konsep larutan elektrolit dan elektrokimia

  • Membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit
  • Mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan berbagai larutan
  • Menerapkan konsep reaksi redoks dalam elektrokimia
  • Menggunakan satuan konsentrasi dalam membuat larutan
8. Memahammi konsep kesetimbangan reaksi
  •  Menguasai reaksi kesetimbangan
  •  Mengasai faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan
  • Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan
9. Menentukan perubahan entalpi berdasarkan konsep termokimia

  • Menjelaskan entalpi dan perubahan entalpi
  • Menentukan perubahan entalpi reaksi
  • Menentukan kalor pembakaran berbagai bahan bakar


deskripsi materi ajar kimia
Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator .
Materi ajar dikembangkan dari standar isi yang disusun oleh BSNP yang berisi pokok-pokok pembelajaran, pokok-pokok materi tersebut adalah :
  1. Materi dan wujudnya
  2. Struktur atom
  3. Stoikhiometri
  4. Ikatan kimia
  5. Larutan
  6. Koloid
  7. Kesetimbangan
  8. Termokimia
  9. Elektrokimia
  10. Kinetika kimia
Materi ajar berisi konsep-konsep kimia yang disampaikan secara sederhana dan jelas untuk menghilangkan kesan konsep kimia adalah konsep abstrak. Selain itu, konsep kimia tidak bisa terpisahkan dari kehidupan nyata. Contohnya, segala proses dalam pertanian adalah kumpulan dari reaksi-reaksi kimia yang beragam. Dalam aplikasi yang konkrit ilmu kimia digunakan untuk mengefektifkan pertumbuhan tanaman melalui pupuk sehingga dapat dikatakan bicara pertanian berarti  bicara ilmu kimia, karena keterlibatannya sangat erat.

2.      Analisis Buku Ajar
Buku ajar yang digunakan siswa sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Raudlatul ’Uluum kelas X adalah Lembar Kelas Siswa (LKS) karangan Sriyani, S. Pd dan Inung Niawati, S.Pd penerbit Hayati Tumbuh Subur. Setelah dianalisis buku (LKS) ini kurang sesuai (tidak efektif) digunakan di SMK pertanian kelas X karena LKS hanya berisi ringkasan-ringkasan materi dan soal-soal evaluasi untuk siswa tanpa menjelaskan semua konsep secara terperinci. LKS ini sifatnya hanya sebagai tambahan, siswa seharusnya memiliki buku ajar kimia yang lengkap untuk mempermudah proses belajar.
 Referensi buku lain yang digunakan guru adalah buku Kimia Untuk Sekolah Menengah Kejuruan karangan Ratna Edianti, dkk,  penerbit Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Peendidikan Nasional. Buku tersebut merupakan buku pegangan untuk guru yang diberikan oleh pemerintah. Namun, buku tersebut masih belum efektif digunakan. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran dikatakan jika isi buku materi ajar yang digunakan belum sesuai dengan tuntutan silabus yaitu dari segi kegrafikan, kedalaman materi serta kebahasaan tidak mudah dimengerti siswa.  Sehingga untuk melengkapinya guru berusaha mencari bahan ajar dari referensi buku kimia lainnya yaitu buku kimia untuk SMA.
            Dalam hal ini, pihak sekolah seharusnya bisa mengambil kebijakan untuk menggunakan buku ajar kimia yang sesuai dan efektif digunakan disekolah menengah kejuruan jurusan pertanian. Alternatif lain adalah pihak sekolah mengambil kebijakan untuk memperbanyak koleksi buku-buku diperpustakaan baik buku pelajaran maupun buku lain yang masih berhubungan.

KESIMPULAN
            Dari hasil wawancara dan angket yang telah dilakukan selama penelitian maka dapat diambil keputusan sebagai berikut:

  1. Implementasi KTSP di kelas X pertanian SMK Raudlatul ’Uluum Aek Nabara belum sepenuhnya dilaksanakan. Silabus yang digunakan SMK pertanian Raudlatul ’Uluum kelas X adalah silabus dari BSNP dan belum dikembangkan
  2. Prasyarat guru dimana Latar belakang pendidikan guru yang berasal dari bidang non kependidikan menyebabkan minimnya pengetahuan guru akan penyusunan RPP, sehingga RPP yang digunakan langsung mengadopsi dari RPP yang disusun penerbit buku ajar.
  3. SMK Raudlatul ’Uluum memiliki perpustakaan dan Laboratorium sebagai sarana penunjang belajar siswa. Laboratorium IPA yang ada berjumlah 1 ruang merangkap lab. Kimia, fisika dan biologi. Praktikum dillaksanakan sesuai kebutuhan pengajaran, kendala dalam pelaksanaan praktikum ialah sulitnya alat dan bahan didapat didaerah tersebut.
  4. Dari hasil angket yang diberikan kepada siswa dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang timbul dalam  pembelajaran di kelas yang berasal dari siswa, guru, sarana dan prasarana sekolah serta sumber belajar. Identifikasi masalah tersebut yakni :
  1. Persepsi siswaBanyak siswa yang mengatakan menyukai kimia(56,25%) dan sebanyak 56,25% siswa mengatakan bahwa kimia itu sulit. Bagian-bagian yang sulit tersebut meliputi perhitungan, konsep yang abstrak, kaitan antar konsep, dan praktikum dilaboratorium.
  1. Sarana dan prasaranaKurangnya minat siswa mengunjungi perpustakaan Para siswa mengatakan jika buku-buku diperpustakaan sudah memenuhi standar, namun itu saja tidak cukup untuk menarik minat mereka untuk mengunjungi perpustakaan. Selain itu praktikum disekolah berjalan sesuai kebutuhan, kendala yang ditemukan adalah sulitnya alat dan bahan didapat didaerah tersebut.
  1. sumber belajarsiswa tidak memiliki buku pegangan materi ajar kimia, siswa hanya menggunakan LKS yang hanya berisi ringkasan materi dan soal-soal evaluasi untuk siswa.media pembelajaran
  1. selama pembelajaran guru kurang optimal dalam menggunakan media pengajaran
5.  Analisis terhadap bahan ajar didapat jika isi buku materi ajar yang digunakan  belum sesuai dengan tuntutan silabus yaitu dari segi kegrafikan, kedalaman materi serta kebahasaan tidak mudah dimengerti siswa. Sehingga untuk melengkapinya guru berusaha mencari bahan ajar dari referensi buku kimia lainnya yaitu buku kimia untuk SMA.



DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, S.B., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, (2008), Pengembangan Materi pelajaran dalam KTSP, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Http://lpmpjogja.diknas.go.id/materi/fsp/2009-Pembekalan-Pengawas/11%20--%20KODE%20--%2003%20-%20B2%20Pengembangan%20Mata%20Pelajaran%20Dalam%20KTSP.pdf

Ediati, R., (2009), Kimia untuk Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Munif, M., (2007), Korelasi Aktivitas Siawa Membaca Buku Perpustakaan Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada SMP Negeri 1 Bancak Kab. Semarang. Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Semarang.
(http: //digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH8230.dir/doc.pdf)

Sagala, S., (2005), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.

Sibiroh, A., (2006), Pemanfaatan Laboratorium untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas 2 SMA Se-Kabupaten Banjarnegara, Sripsi, FMIPA Universitas Negeri Semarang, Semarang. 

SMK Swasta Raudlatul ’Uluum, (2007/2008),  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK SWASTA RAUDLATUL ’ULUUM-1 Aek Nabara, SMK Swasta Raudlatul ’Uluum, Aek Nabara.

Sriyani, Niawati, I. (2010), Kimia untuk SMK-Teknik. Hayati Tumbuh Subur, Surakarta.

Sunarni, E., (2010), Pengembangan Bahan Ajar Kimia pada Materi Sifat Fisika Zat dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran REACT untuk SMK Program Keahlian Analisis Kimia, Sripsi, FMIPA Universitas Negeri Malang, Malang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar